TAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN

Minggu, 13 Oktober 2013

Magnetic Resonance Imaging(MRI)

MRI

 


v  MRI: Deskripsi
     ·          MRI adalah sebuah metode pemeriksaan diagnoatik yang mulai digunakan sejak
tahun 1980. gambar yang dihasilkan juga merupakan hasil rekonstruksi komputer.
     ·          Namun berbeda dengan CT-Scan MRI tidak menggunakan radiasi ion melainkan
menggunakan medan magnet dan radiofrekuensi.
     ·          MRI merupakan studi pilihan bagi evaluasi pada sebagian besar lesi pada otak
dan spinal. MRI melakukan scan terhadap nukleus hidrogen yang merupakan atom
terbanyak ditubuh manusia.
v  Patofisiologi
     ·          Prinsip kerja
Ø  Alat yang digunakan akan menghasilkan medan magnet dengan kekuatan 3000 kali dari
medan magnet bumi.
Ø  Medan magnet yang dihasilkan oleh alat ini akan memberikan instruksi kepada proton yang ada dinukleus hidrogen.
Ø  Pada keadaan normal proton akan berada dalam arah atau letak yang acak.
Ø  Namun saat diberikan medan magnet maka proton akan menempatkan diri pada kutub medan magnet.
Ø  Kemudian akan dikirimkan radiofrekuensi yang akan menyebabkan vibrasi dari proton.
Ø  Sinyal radio yang dihasilkan akan direkan dan direkonstruksi menjadi gambaran jaringan.
Ø  Gambar yang dihasilkan oleh MRI berlawanan dari CT scan.
Ø  Tulang akan terlihat hitam pada MRI.
Ø  Penggunaan kontras dapat digunakan untuk memperkuat gambar.
v  Keuntungan penggunaan MRI
     ·          tidak terpapar radiasi
     ·          diferensiasi yang lebih baik antara abu-abu dan putih sehingga sangat baik pada
     ·          diagnosa MS dan infrak lakunar
     ·          gambaran lebih baik pada fossa posterior
     ·          gambaran lebih baik pada medula spinal
     ·          visualisasi lebih baik secara noninvasif menggunakan MR angiografi
v  Aplikasi
     ·          Pada klinis MRI digunakan untuk membedakan antara jaringan normal dengan
     ·          patologis seperti tumor otak.
     ·          Selain itu alat ini menyebabkan klien tidak terpapar radiasi yang meningkatkan resiko malignansi terutama pada fetus.
     ·          Selain penggunaan dalam diagnosa konvensional ada berapa penggunaan alternatif antara lain :
Ø  MRI fungsional : penggunaan MRI untuk memperlihatkan aktifitas otak
Ø  MRI Intraoperatif : pada operasi neurologis, aman dan tidak menghasilkan komplikasi


v  Asuhan keperawatan
     ·          Pengkajian
Ø  Alat ini menggunakan medan magnet maka bahaya yang ada adalah adamya interferensi
terhadap benda feromagnetik, seperti metal yang ditanam, alat pacu jantung.
Ø  Selain itu medan magnet ini juga tidak dianjurkan pada ibu hamil ena dikhawatirkan akan
mengganggu janin.
Ø  Selain itu alat ini lebih dekat mengelilingi klien dibandingkan CT Scan.
Ø  Sehingga dapat menimbulkan rasa cemas, atau pada klien tertentu dapat menimbulkan klaustrofobia.
     ·          Intervensi
Ø  ajarkan prosedur pemeriksaan
Ø  pindahkan alat bantu terutama yang dapat menyebabkan interferensi pada medan magnet

v  Aplikasi Klinis
           ·          MRI sebagai alat pemeriksaaan diagnostik pada sistem neurologis, alat ini dipergunakan
untuk memeriksa sebagian besar lesi pada otak dan spinal.
           ·          Selain itu alat ini juga memiliki kemampuan membedakaan struktur berwarna abu-abu dengan putih sehingga dapat dipergunakan pada multiple ssklerosis dan infark lakunar.
           ·          MRI tidak menggunakan sinar X, sehingga klien tidak terpapar radiasi.
           ·          Namun dalam pemeriksaan klien harus berada dalam alat sekitar 30 menit sehingga memerlukan waktu yang cukup lama.
           ·          Kadang dibutuhkan obat penenang dan penjelasan yang baik untuk mengatasi kecemasan klien.
v  Magnetic Resonance Imaging (MRI)
           ·          MRI adalah suatu lat diagnostic gambar berteknologi canggih yang menggunakanmedan
magnet, frekuensi radio tertentu dan seperangkat computer untuk menghasilkan gambar irisan
penampang otak.
           ·          MRI mendeteksi kelainan neurology lebih baik dari CT scan misalnya stroke,
abnormalitas batang otak dan cerebellum, dan multiple scleroisis.
           ·          Tujuan Pemeriksaan MRI:
Ø  MRI dapat mengidentifikasi zat kimia yang terdapat pada area otak yang membedakan tumor
otak dan abses otak
Ø  Perfusi MRI dapat digunakan untuk mengestimasi aliran darah pada
sebagian area.
Ø  Diffusi MRI dapat digunakan untuk mendeteksi akumulasi cairan (edema )
secara tiba-tiba.
           ·          Diagnosis Stroke
Ø  MRI menggunakan medan magnet untuk mendeteksi perubahan isi jaringan otak.
Ø  Stroke dapat mengakibatkan penumpukan cairan pada sel jaringan otak segera 30 menit setelah terjadi serangan.
Ø  Dengan efek visualisasi (MRI angiogram ) dapat pula memperlihatkan aliran darah di
otak dengan jelas.
Ø  Pemeriksaan MRI -- Infark pada stroke akut
o   Akut : Low signal ( hypointense ) pada area T1, high signal
                       ( hyperintense) pada spindensity dan/atau T2.
                         Biasanya diikuti distribusi vascular.Massa parenkim berubah.
o   Sub Akut : Low signal pada T1 , high signal pada T2 . Diikuti distribusi            vascular.Revaskularisasi dan rusaknya blood-brain barrier .
o   Old : Low signal pada T1 , high signal pada T2, kehilangan jaringan dengan         infark yang luas.
v  Implikasi keperawatan pada CT scan/MRI                                                                   
           ·          Persiapan klien
Ø  Memberikan form persetujuan tindakan
Ø  Periksa kebijakan RS, biasanya pasien puasa 8 jam sebelum pemeriksaan
Ø  Berikan medikasi 2 jam sebelum tes
Ø  Kaji kemungkinan reaksi alergi iodine. Laporkan kepada dokter atau radiologist jika
Ø  ditemukan riwayat alergi seafood.
Ø  Lepaskan peralatan yang terbuat dari logam.
           ·          Pengkajian
Ø  Dengan menggunakan CT scan dan MRI dapat diketahui serangan stroke disebabkan oleh iskemik atau perdarahan.
Ø  Defisit neurologi bervariasi berdasarkan pembuluh darah yang mengalami penyumbatan atau kerusakan otak yang terjadi.
Ø  Manifestasi klinik meliputi : deficit motorik, gangguan eliminasi, defsit sensori-persepsi, gangguan berbicara, dan gangguan perilaku.
Ø  Manifestasi ini dapat muncul sementara atau permanen tergantung iskemia atau nekrosis yang terjadi juga treatmen yang dilakukan.
           ·          Diagnosa keperawatan
Ø  Pemeriksaan CT scan/MRI dapat menunjang perumusan “diagnosa keperawatan tidak efektif perfusi cerebral” .
           ·          Intervensi keperawatan
Ø  Intervensi keperawatan bertujuan untuk mempertahankan perfusi serebral.
Ø  Jalan nafas, pola nafas, sirkulasi dan status neurologis juga dimonitor dengan ketat.
Ø  Pemberian oksigen dapat menjurunkan resiko hipoksia dan hiperkapnea yang dapat meningkatkan iskemia serebral dan tekanan intracranial.
Ø  Hindari suctioning lebih dari 15 detik karena dapat meningkatkan tekanan intracranial.
           ·          Penyuluhan pada pasien dan keluarga
Ø  Hindari makan atau minum sesuatu sebelum tes kecuali instruksi medik
Ø  Pasien kemungkinan dilakukan pemasangan intravena, ketika zat kontras disuntikkan,
Ø  pasien akan merasa hangat dan merasa seperti logam dalam mulut.
Ø  Tes dilakukan selama 30-90 menit
Ø  Pasien akan ditempatkan di atas meja dengan scanner mengelilingi kepala yang ditempatkan pada cradle .
Ø  Scanner akan menyebabkan kebisingan.
Ø  Pemeriksaan ini tidak menimbulkan nyeri
Ø  Seseorang akan selalu berada dekat pasien ketika dilakukan pemeriksaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar