ASAL MULA GUNUNG BUDEG DI
TULUNGAGUNG JATIM
Di desa Boyolangu, kecamatan
Boyolangu, kabupaten Tulungagung ada sebuah bukit yang oleh warga di sana
disebut sebagai gunung Budheg atau ada sebagian lagi yang menyebut gunung
Cikrak. Menurut cerita turun temurun ada satu legenda yang menjadi asal mula
adanya gunung itu.
Berdasarkan kisah yang diambil dari
babad Kabupaten Tulungagung di Bethak, Bedalem ada satu kadipaten yang memiliki
puteri cantik jelita bernama Rara Ringgit. Pada suatu hari Rara Ringgit
melarikan diri dari kadipaten karena dikejar-kejar oleh Adipati Kalang, seorang
Adipati yang sebenarnya juga tengah bersemunyi di Bethak Bedalem karena kalah
perang dengan musuhnya Adipati Katong dari Ponorogo.
Menghindari kejaran Adipati Kalang
hingga membuat Rara Ringgit harus pontang panting bersembunyi. Pada suatu hari
ia bersembunyi ke rumah seorang Janda untuk meminta perlindungan. Pada waktu
itu janda pemilik rumah tak berada di rumah. Yang ada disana hanyalah anak
semata wayangnya yang bernama Jaka Bodho. Rupanya paras ayu nan elok Rara
Ringgit membuat Jaka Bodho terpesona hingga ia mengutarakan keinginannya untuk
menjadikan rara Ringgit istrinya.
Rara Ringgit termasuk sosok yang bijaksana. Meskipun dalam hati menolak
namun ia tak ingin menyakiti Jaka Bodho. Maka ia mencari-cari cara terhalus
untuk menghindari Jaka Bodho. Rara Ringgit akhirnya memberi persyaratan pada
Jaka Bodho bahwa dia bersedia jadi istri dan melayaninya asal Jaka Bodho mampu
berpuasa bisu selama 40 hari. Ternyata persayaratan tersebut disetujui oleh Jaka
Bodho.
Jaka Bodho akhirnya menjalani lelaku puasa bisu sebagai
persyaratan yang diajukan oleh Rara Ringgit. Suatu hari saat sedang menjalani
puasa bisu Mbok Randa ibunya kembali. Mbok Randha menyapa anak semata wayangnya
dan berkali-kali namun tak sepatah katapun keluar dari mulut Jaka Bodho.
Akhirnya Mbok Randha merasa sakit hati dengan tingkah laku anaknya tersebut dan
tanpa diduga ia mengeluarkan perkataan ” Anak ditanya orang tua kok bisu, kaya
batu saja,” Dari perkataan Mbok Randha itu tiba-tiba Jaka Bodho berubah menjadi
batu.
Mbok Randha menyesali ucapannya yang ternyata menjadi
kenyataan itu namun nasi telah menjadi bubur semuanya tak bisa kembali. Untuk
menghilangkan penyelasalannya maka batu itu dipindahkan keatas gunung yang
sekarang disebut sebagai gunung budheg (tuli). Dan ada pula yang menyebut
gunung cikrak karena bentuk batu tsb menyerupai cikrak (alat untuk membuang
sampah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar